Bersikap Wara' untuk menjaga Fitrah

Mar 12, 2010

Suatu malam, Rasulullah saw mendapatkan di sisinya sebuah kurma, beliau lalu memakannya. Malam itu, beliau sama sekali tidak bisa tidur. Isterinya berkata, “Wahai Rasulullah, malam sudah larut.” Kata Beliau, “ Tadi aku mendapati sebuah kurma, dan aku memakannya. Kami menyimpan kurma-kurma untuk disedekahkan. Aku takut, kalau-kalau kurma yang kumakan tadi termasuk kurma-kurma itu.”

Dari Zaid bin Arqam ra berkata, “Abu Bakar Shiddiq ra mempunyai seorang pembantu. Suatu malam ia datang kepada Abu Bakar membawa beberapa potong makanan, dan beliau pun memakannya.

Pembantunya itu berkata, “Setiap malam biasanya anda bertanya kepadaku, tentang asal makanan yang kubawa. Mengapa malam ini anda tidak menanyakannya?”

Abu Bakar berkata, “Aku sudah lapar sekali, dari mana kau bawa makanan ini?”

Pembantunya menjawab, “Dulu, waktu jahiliyah, aku pernah datang ke sebuah kaum. Waktu itu aku beri mereka jampi-jampi. Kemudian hari ini, ketika aku kembali melewati mereka, ternyata mereka memberiku makanan itu.”

Abu bakar tersentak dan berkata, “Engkau hampir saja mencelakakanku.” Lalu beliau memasukkan tangannya ke kerongkongan dan berupaya memuntahkan kembali makanan yang ditelannya. Tapi makanan itu tak keluar.

Pembantunya mengatakan, “Makanan itu tak mungkin keluar kecuali dengan air.” Abu Bakar lalu meminta air dan meminumnya. Lalu berupaya untuk muntah. Ketika makanan itu keluar, beliau segera membuangnya. Pembantunya berkata, “Semoga Allah merahmatimu, apa hanya karena sepotong makanan ini?”

“Kalau makanan ini tak juga keluar kecuali sampai aku meninggal karenanya, niscaya aku lakukan juga. Aku pernah mendengan Rasulullah saw bersabda, “Setiap jasad yang tumbuh dari suatu keburukan, maka neraka lebih layak baginya.” Aku takut kalau tubuhku tumbuh dari potongan ini,” ucap Abu Bakar ra.

Umar ra pernah meminum susu. Tapi tiba-tiba ia kaget dan bertanya kepada orang yang memberinya susu itu, “Dari mana kau ambil susu ini?”

Dikatakan, “Aku melewati suatu tempat yang ada beberapa kambing shadaqah yang sedang digembalakan di tempat tersebut. Para penggembala lalu memerah susu dan memberiku sebagian hasil perahan tersebut yang kutuang dalam tempat minumku ini,” jelasnya.

Mendengar hal itu, Umar langsung memasukkan tangannya ke kerongkongan dan memuntahkan susu itu kembali.

“Suatu hari, kami dikejutkan oleh kehadiran mursyid (Hasan al Banna) di Iskandariyah. Beliau katakan bahwa kedatangannya adalah untuk memenuhi undangan Ali Basya Mahir pada pesta pernikahan anaknya. Sebelum pergi ke tempat itu, beliau meminta salah seorang ikhwah yang menemaninya untuk pergi ke tempat pesta. Beliau pesan bila kondisi acara tak ada yang bertentangan secara syar’i, agar menghubunginya lewat telepon sehingga beliau akan pergi ke tempat tersebut.

Beberapa saat beliau menanti, tapi tak ada telepon untuknya. Akhirnya beliau bertanya, “Adakah di antara ikhwah yang mempunyai hajatan saat ini?” Dikatakan bahwa al akh Muhammad Khalil akan melakukan akad nikah sekarang di rumah calon mertuanya, di Jalan Mina Timur. Beliau lalu mengajak kami untuk pergi ke tempat tersebut dan meminta kami membeli kado untuk mempelai.”

0 komentar:

Post a Comment

Personality

More »
 
 
 

Materi Lain

More »

Islam dan Barat

More »
 
Copyright © QUANTUM QUR'AN