Berdakwah Secara Terang-terangan (2)

Mar 9, 2010

Metode-Metode yang digunakan dalam menghadapi Dakwah Islamiyyah

Manakala kaum Quraisy menyelesaikan rituil haji, mereka segera memikirkan metode-metode yang bakal digunakan dalam menghadapi dakwah Islamiyyah di tempat bertolaknya, lalu mereka memilih beberapa metode berikut:

Mengejek, menghina, merendahkan, mendustai dan menertawakan :
Target mereka adalah menghinakan kaum Muslimin dan melemahkan semangat juang mereka. Mereka menuduh nabi Shallallâhu 'alaihi wasallam dengan tuduhan-tuduhan yang kerdil dan celaan-celaan yang nista; menjuluki beliau Shallallâhu 'alaihi wasallam sebagai orang gila , dalam firmanNya: "dan mereka berkata: "Hai orang yang diturunkan kepadanya adz-Dzikr (al-Qur'an), sesungguhnya engkau adalah orang yang benar-benar gila". (Q.S.15/ al-Hijr: 6).

Mereka juga menuduh beliau sebagai tukang sihir dan pendusta, dalam firmanNya: "Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan (rasul) dari kalangan mereka; dan orang-orang kafir berkata :"ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta". (Q.S. 38/Shaad: 4). Mereka mengunjungi dan menyambut beliau dengan penuh rasa dendam dan gemuruh kemarahan, {Allah berfirman} : "Dan sesungguhnya orang-orang kafir itu benar-benar hampir menggelincirkan kamu dengan pandangan mereka, tatkala mereka mendengar al-Qur'an dan mereka berkata:"Sesungguhnya ia (Muhammad) benar-benar orang yang gila". (QS. 68/al-Qalam:51).

Bila beliau Shallallâhu 'alaihi wasallam sedang duduk-duduk dan disekitarnya shabat-shahabat beliau yang terdiri dari al- Mustadh'afun (kaum-kaum lemah), mereka mengejek sembari berkata: "(semacam) mereka itulah teman-teman duduk (ngobrol) nya, {Allah berfirman}: "orang-orang semacam itukah diantara kita yang diberi anugerah oleh Allah kepada mereka?". (Q.S. 6/al-An'am: 53), lalu Allah membantah ucapan mereka tersebut: "Tidakkah Allah mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepadaNya)?". (Q.S. 6/al-An'am: 53).

Kondisi mereka sebenarnya persis sebagaimana yang dikisahkan oleh Allah kepada kita, dalam firmanNya: "Sesungguhnya orang-orang yang berdusta, adalah mereka yang dahulunya (di dunia) mentertawakan orang-orang yang beriman (29). Dan apabila orangp-orang beriman lalu di hadapan mereka, mereka saling mengedipkan matanya (30). Dan apabila ornag-orang berdosa itu kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira (31). Dan apabila mereka melihat orang-orang mukmin, mereka mengatakan: 'sesungguhnya mereka itu benar-benar orang-orang yang sesat (32). Padahal orang-orang yang berdosa itu tidak dikirim untuk penjaga bagi orang-orang mukmin (33)". [Q.S. 83/al-Muththaffifiin: 29-33].

Memperburuk citra ajaran-ajaran yang dibawanya, menyebarkan syubhat-syubhat, mempublikasikan dakwaan-dakwaan dusta, menyiarkan statement-statement yang keliru seputar ajaran-ajaran, diri dan pribadi beliau serta membesar-besarkan tentang hal itu:

Tindakan tersebut mereka maksudkan untuk tidak memberi kesempatan kepada orang-orang awam merenungi dakwahnya: Mereka selalu berkata tentang al-Qur'an: {Allah berfirman}: "dongengan-dongengan orang-orang dahulu, dimintanya supaya dituliskan, maka dibacakanlah dongengan itu kepadanya setiap pagi dan petang" (Q.S.25/al-Furqan: 5). {Dan firmanNya}: " al-Qur'an ini tidak lain hanyalah kebohongan yang diada-adakan oleh Muhammad dan dia dibantu oleh kaum yang lain…". (Q.S. 25/al-Furqan: 4). Mereka sering berkata: {dalam firmanNya}: "sesungguhnya al-Qur'an itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad)". (Q.S. 16/an-Nahl: 103).

Mereka juga sering mengatakan tentang Rasululullah : {dalam firmanNya}: "mengapa Rasul ini memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar?". (Q.S.25/al-Furqan: 7). Di dalam al-Qur'an terdapat banyak contoh bantahan terhadap statement-statement mereka setelah menukilnya ataupun tanpa menukilnya.

Menghalangi orang-orang agar tidak dapat mendengarkan al-Qur'an dan mengimbanginya dengan dongengan-dongengan orang-orang dahulu serta membuat sibuk mereka dengan hal itu:

Mereka menyebutkan bahwa an-Nadhar bin al-Harits pergi ke Hirah. Disana dia belajar cerita-cerita tentang raja-raja Persia, cerita-cerita tentang Rustum dan Asvandiar. Jika Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam sedang duduk-duduk di suatu majlis dalam rangka berwasiat kepada Allah dan mengingatkan manusia akan pembalasan-Nya, maka seusai beliau Shallallâhu 'alaihi wasallam melakukan hal itu; an-Nadhar berbicara kepada orang-orang sembari berkata: "Demi Allah! ucapan Muhammad tersebut tidaklah lebih baik dari ucapanku ini". Kemudian dia mengisahkan kepada mereka tentang cerita raja-raja Persia, Rustum dan Asvandiar. Setelah itu, dia berceloteh: "Kalau begitu, bagaimana bisa ucapan Muhammad lebih bagus dari ucapanku ini?".

Dalam hadits yang diriwayatkan dari Ibnu 'Abbas disebutkan bahwa an-Nadhar membeli seorang budak perempuan. Maka, setiap dia mendengarkan ada seseorang yang tertarik terhadap Islam, dia segera menggandengnya menuju budak perempuannya tersebut, lalu berkata (kepada budak perempuannya): "beri dia makan, minum dan penuhi kebutuhannya. Ini adalah lebih baik dari apa yang diajak oleh Muhammad kepadamu". Maka turunlah ayat mengenai dirinya, Allah berfirman: "Dan diantara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah…". (Q.S.31/Luqman: 6).

0 komentar:

Post a Comment

Personality

More »
 
 
 

Materi Lain

More »

Islam dan Barat

More »
 
Copyright © QUANTUM QUR'AN